Minggu, 23 Mei 2010

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT GUNUNG BOHONG

" Bila terjadi retakan tanah atau akan terjadi Longsor di Gunung Bohong, maka akan banyak tikus turun keluar dari gunung dan masuk ke rumah rumah", itulah yang diutarakan salah satu peserta dari kelurahan Cibeber saat Pelatihan Peningkatan Kapasitas RW Siaga Pengorganisasian dan komunikasi penanggulangan dan kesiapsiagaan bencana yang baru saja selesai dilakukan di Kota Cimahi.

Pada Kenyataannya, telah ada pula Kearifan ataupun Pengetahuan Lokal di masyarakat Cimahi. Dengan bermodalkan pengetahuan ini akan meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana dan juga meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana.
Bagi sebagian masyarakat kota dan Ahli manajemen bencana yang hanya berbasiskan tekhnologi modern menganggap pengetahuan lokal adalah sesuatu yang kuno dan tidak mungkin dijadikan upaya pengurangan risiko bencana.


Pengetahuan Lokal adalah cara-cara dan praktik-praktik yang dikembangkan oleh sekelompok masyarakat yang berasal dari pemahaman mendalam mereka akan lingkungan setempat, yang terbentuk dari tinggal di tempat tersebut secra turun temurun. Pengetahuan Lokal yang berasal dari dalam masyarakat sendiri disebarluaskan secara non-formal, dimiliki secara kolektif oleh masyarakat bersangkutan, dikembangkan selama beberapa generasi dan mudah diadaptasi, serta tertanam di dalam cara hidup masyarakat sebagai sarana untuk bertahan hidup(Jennifer Baumwoll, 2008) dan merupakan sesuatu yang berkaitansecara spesifik dengan budaya tertentu, dan mencerminkan cara hidup suatu masyarakat tertentu (Rajib Shaw, 2008).


Dengan menggali kearifan dan pengetahuan lokal di masyarakat cimahi tentu saja dapat mengurangi resiko bencana yang mungkin terjadi dan meningkatkan kewaspadaan di masyarakat. Selain itu dengan kearifan tersebut penerimaan dimasyarakat menjadi lebih mudah dan dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan gotong royong menjadi lebih meningkat.