CIMAHI, (PR).-
Baru empat puluh persen rumah tangga di Kota Cimahi yang tergolong rumah tangga sehat. Dari sepuluh indikator rumah tangga sehat, salah satu penyebab utama yakni masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dipengaruhi gaya hidup masing-masing. Permasalahan yang paling besar di Cimahi adalah kebiasaan merokok.
Berdasarkan survei perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang dilakukan pada 93.000 rumah tangga oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi tahun 2008, angka rumah tangga sehat yang memenuhi syarat tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Survei PHBS tahun 2007 menunjukkan angka rumah tangga sehat hanya 21,67 persen.
"Sebenarnya sudah ada peningkatan, walaupun masih dibawah 50 persen. Karena berdasarkan standar PHBS secara nasional harus di atas 50 persen," kata Kepala Bidang Jaminan Informasi dan Promosi Kesehatan, Dinkes Kota Cimahi Chanifah Listyarini, Minggu (28/6).
Dia mengatakan, sepuluh indikator yang diukur untuk melihat sejauh mana PHBS di masyarakat di antaranya adalah pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, menimbang balita, penyediaan air bersih, cuci tangan dengan sabun, tersedianya jamban, bebas jentik, mengonsumsi sayuran, melakukan aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.
Cuci tangan
Dari lima belas kelurahan yang ada di Kota Cimahi, kelurahan yang memiliki angka PHBS paling rendah adalah Kel. Cimahi dengan pencapaian angka PHBS yang baru mencapai 24,11 persen. Sementara, kelurahan dengan angka PHBS tertinggi terdapat di Kel. Baros, yaitu mencapai 57,88 persen. Berdasarkan pemetaan, kelurahan lain yang memiliki angka PHBS cukup baik adalah Kel. Pasirkaliki (52,09 persen).
Untuk mencapai target PHBS sesuai standar nasional, Pemerintah Kota Cimahi gencar melakukan imbauan untuk pembatasan wilayah merokok, terutama dimulai dari area perkantoran.
Selain itu, seluruh masyarakat pun diharapkan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungannya masing-masing. Dimulai dari yang kecil, seperti mencuci tangan sebelum makan. Namun, lebih baik jika seluruh warga bisa sadar terhadap sepuluh indikator PHBS tersebut. Tiga indikator yang penting untuk dilakukan adalah melakukan aktivitas fisik minimal seminggu sekali, mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, dan tidak merokok di dalam ruangan.
Penerapan PHBS tidak saja dilakukan di rumah. Namun, di sekolah pun harus bisa diterapkan. Mengajarkan pada seluruh siswa mengenai PHBS, bisa membuat siswa-siswa tersebut sadar dan lebih peduli mengenai kesehatan dirinya dan lingkungan. (A-177)***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar