Cimahi,Maret 2010
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif yang saat ini tengah didengungkan membutuhkan kerjasama seluruh komponen masyarakat baik secara kelompok maupun individu, sehingga kegiatan tersebut bukan hanya merupakan dengungan nyamuk yang hanya sesaat tetapi dapat terus dikembangkan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif yang saat ini tengah didengungkan membutuhkan kerjasama seluruh komponen masyarakat baik secara kelompok maupun individu, sehingga kegiatan tersebut bukan hanya merupakan dengungan nyamuk yang hanya sesaat tetapi dapat terus dikembangkan dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Hak seorang anak untuk mendapatkan ASI merupakan keharusan yang dipenuhi oleh setiap orang tua, meskipun banyak mitos yang berkembang di msyarakat yang dapat menurunkan keengganan seorang ibu untuk meberikan ASI nya secara sempurna.
Menurut drg. Pratiwi. Mkes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinas kesehatan Kota Cimahi mengatakan bahwa Kegiatan yang dilaksanakan 8 s/d 11 Maret 2010 dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Kota Cimahi yang merupakan daerah Sub Urban sehingga timbul kesadaran di masyarakat untuk memberikan ASI minimal 6 bulan meskipun ibu bekerja dan juga untuk merubah mitos yang ada di masyarakat seperti ASI yang kurang, Bentuk payudara yang rusak setelah menyusui dan lain lain, Selain itu kegiatan ini juga untuk menunjang terwujudnya Kota Cimahi Sehat mandiri 2012.
1. Memiliki tenaga profesional yang dapat dan mampu membantu ibu menyusui, memberikan dukungan serta melindungi menyusui sehingga terbentuk masyarakat Cimahi khususnya dan masyarakat Indonesia yang kuat cerdas sejak awal kehidupannya.
2. Membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI sebagai satu-satunya makanan yang diperlukan oleh bayi usia 0-6 bulan atau Menyusui Eksklusif.
Tetap memberi ASI setelah 6 bulan ditambah makanan pendamping ASI dari makanan keluarga yang tepat waktu serta kualitas dan kuantitasnya.
Tetap memberi ASI setelah 6 bulan ditambah makanan pendamping ASI dari makanan keluarga yang tepat waktu serta kualitas dan kuantitasnya.
3. Memotivasi dan lebih memberikanTenaga Kesehatan pemahaman konsep pemberian makan bayi dan anak dengan tepat.
4. Tersosialisasinya Kebijakan Nasional dan Internasional mengenai pemberian makanan untuk bayi dan anak.
5. Meningkatkan kemampuan peserta dalam hal konseling menyusui serta keterampilan dalam berkomunikasi, khususnya komunikasi dalam memberi layanan masyarakat baik.
Dalam kegiatan pelatihan tersebut dilakukan orientasi lapangan ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Cimahi juga rumah rumah ibu menyusui untuk terjun secara langsung memberikan konseling Menyusui dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi sekitarnya, sehingga Konselor dapat langsung mempraktekkan setelah pelatihan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar