PENGORGANISASIAN DAN KOMUNIKASI, KESIAP-SIAGAAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT
Cimahi, Mei 2010
Menyadari tingginya kerentanan terhadap bencana, tidak ada pilihan lain bagi masyarakat Cimahi untuk bersiaga mengantisipasi terjadinya bencana. Hal yang membuat masyarakat cimahi harus mempunyai kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi bencana adalah letak Patahan Lembang yang ada di Kawasan Bandung utara dengan kemungkinan terjadi gempa dan kebakaran. Dengan kepadatan penduduk yang tinggi tentu lebih bijak bila masyarakat dipersiapkan semenjak dini.
Pada sebagian besar bencana yang terjadi di Indonesia. Minimnya dan keterbatasan pengetahuan untuk memulai gerakan siaga bencana yang terorganisir dalam suatu wadah masyarakat adalah penyebab utama tingginya korban.
Wadah kemasyarakatan yang dapat diberdayakan untuk kegiatan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana tersebut adalah RW SIAGA. Dengan telah mempunyai struktur organisasi yang jelas dan kemampuan masyarakat yang telah ada seperti TAGANA, Dasipena, Kader PPGD/P3K dan Kader Terlatih Pemadaman Kebakaran di Kota Cimahi, serta meningkatkan Kapasitas RW siaga terutama indikator ke-5 yaitu Sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawat-daruratan dan bencana berbasis masyarakat maka perlu dilakukan pelatihan untuk menyamakan persepsi dan pengorganisasian serta komunikasi yang efektif dan efisien di masyarakat.
Pelatihan peningkatan kapasitas RW Siaga dalam Pengorganisasian dan komunikasi kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana ini dilakukan untuk 300 orang dari masyarakat (Tagana,dasipena,kader P3K,satlakar,fasilitator RW siaga, ketua/anggota Forum RW Siaga,kader) serta unsur lintas sektor (BAPEDA,BPPMKB,Kesra,Disnakerdukcasipsos,DAMKAR,PMI,PKK,Staf 15 Kelurahan) dan dilakukan dalam 4 angkatan yang berbeda dengan harapan dapat menggugah pentingnya kesiapsiagan dalam penanggulangan bencana yang dapat terjadi secara tidak terduga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar